Thursday, July 29, 2010

6. KESIMPULAN

Para pembaca sekalian, dari uraian di atas dapatlah kita sampaikan pada suatu kesimpulan, bahwa nasib manusia itu ditentukan oleh manusia itu sendiri, apakah anda akan menjadi sukses atau gembel, mau masuk surga atau neraka. Murninya pikiran kita tergantung kepada kita sendiri, tidak masalah bagaimana hebatnya sang guru ataupun naskah suci, mereka cuma bisa menyediakan metode untuk membimbing kita menempuh jalan, bagaimana memurnikan pikiran adalah sepenuhnya tergantung diri kita sendiri, tak akan ada yang dapat menggantikan peran tersebut.
Sebagai umat awam, ajaran Sang Buddha mendorong agar para umat ini dapat memenuhi kebutuhan phisik mereka dengan baik, dengan demikian mereka baru dapat membuka pikiran untuk mendapatkan penerangan Dharma.
Ciptakanlah surga di dunia ini, pesanlah tempat di surga alam lainnya. Dengan demikian maka kita telah berada di jalan yang benar. Semoga setiap tindakan kita telah mencerminkan kebahagiaan yang didambakan semua makhluk. Semoga semua makhluk memperoleh kebahagiaan.

Syair persembahan untuk leluhur

Kita semua pernah alpha
larut dalam lautan keinginan
diliputi kegelapan dan ketidaktahuan
berjalan tanpa arah dan tujuan

Di alam samsara yang tiada bertepi
di saat kita semua berdoa
untuk sebuah jalan
seberkas sinar turun dari angkasa
membawa kabar akan kebenaran

Dharma telah kutemukan
Dharma pelita dari guru
dengan haru kusemaikan kebahagiaan
untuk leluhur dan sanak keluargaku
agar dapat berjalan dengan keteguhan

Kulimpahkan jasa atas penulisan blog ini
kepada para leluhur dan sanak keluargaku
Yang masih berada di alam menderita

Turunlah seberkas sinar Dharma
dari peraduanmu oh para Buddha dan Boddhisattva
menerangi perjalanan mereka, terbangkitlah
kesadaran akan kebenaran
terbebaslah mereka dari segala hambatan
dalam perjalanan ini.
5. MEMBINA DIRI

Senantiasa dalam setiap kesempatan, Saya selalu mengingatkan kepada para umat awam yang ingin sukses dan bahagia, yang ingin menciptakan surga di dunia, janganlah lupa membina diri.
Karena tujuan akhir hidup manusia bukanlah kenikmatan saat ini, tetapi adalah pada saat pemadaman nafsu, yang disebut Nirvana. Sang Buddha mengatakan orang bodoh mengejar kenikmatan duniawi untuk memuaskan nafsunya dari hari ke hari, mereka percaya bahwa mereka bahagia, bisa dikatakan mereka hanya memakan sejumlah rumput dan mengacuhkan seluruh bukit kenikmatan.
Kenikmatan duniawi itu cuma senilai seper enambelas (1/16) dari kegembiraan yang didapat dari pembinaan diri dan dapat memadamkan nafsu. Membina diri penting agar kita senantiasa dapat berbahagia pada saat ini dan pada saat kehidupan berikutnya, untuk mempertahankan kehidupan yang sukses dan bahagia, maka membina diri adalah mutlak.
Perlu suatu disiplin yang teguh dalam membina diri ini. Membina diri dapat dilaksanakan setiap hari dengan cara bermeditasi, membaca mantra ataupun melakukan puja bakti. (topik disiplin diri sudah dibahas di bagian depan)
Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara bersamaan atau terpisah sendiri-sendiri. Apabila dilakukan bersamaan tentu akan lebih baik. Membina diri bagi umat awam dapat dilakukan di rumah atau di Vihara.
Penulis sangat menyarankan dan mendorong umat dapat melakukan pembinaan diri setiap hari di rumah dengan disiplin yang ketat. Karena dengan kegiatan tersebut, maka senantiasa kita terjaga dan waspada, serta dapat mencapai kesuksesan dan kebahagiaan yang panjang.
Banyak umat yang setelah sukses, melupakan pembinaan diri, bahkan menjadi merosot mental dan prilakunya, hal mana yang tentunya sangat disayangkan. Meditasilah minimum 20 menit sehari, membaca mantra minimum 30 menit sehari, melakukan puja bakti minimum 30 menit perhari. Anda akan lahir sebagai manusia baru, yang berbahagia disini dan dialam sana, lakukan secara terus-menerus dan disiplinlah.
Dengan benteng pembinaan diri ini, kita senantiasa mengasah pisau hati kita agar tetap komitmen dengan Dharma. Agar tetap komitmen untuk mensucikan pikiran, mengurangi perbuatan jahat, memperbanyak perbuatan baik.
Dengan demikian karma baik akan senantiasa mengikuti kita, kita ingin menciptakan surga di dunia ini dan menikmati surga di alam berikutnya. Semoga Sang Buddha memberikan penerangan Dharma kepada semua makhluk. Semoga semua makhluk dalam perjalanan mereka dapat memperoleh kebahagiaan, menikmati kebahagiaan mereka dan lepas dari segala penderitaan.

.

Sunday, July 25, 2010

4. HARMONIS DENGAN LINGKUNGAN

i. Harmonis dengan Keluarga
Kesuksesan karier dan keharmonisan keluarga ibarat 2 sisi mata uang, mereka adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya menciptakan Surga di dunia ini. Coba bayangkan, seorang yang sukses dan kaya raya menghadapi makan malam sendirian, karena istri dan anak-anak mereka telah kabur karena percekcokan.
"Hidangan apapun yang ada di meja tidak akan ada rasanya, hampa dan sepi adalah teman baginya. Sedangkan seorang yang tidak kaya, makan dengan ditemani tawa ceria anak istri, walaupun tempe yang terhidang di meja, rasanya sungguh seperti makanan para dewata di kerajaan surgawi".
Keluarga sebagai satu kelompok manusia yang senantiasa setiap hari berinteraktif (±14 jam sehari berkumpul bersama), maka keharmonisan keluarga merupakan kunci penting bagi terciptanya kebahagiaan pada kehidupan saat ini.
Perkawinan merupakan suatu pertalian di antara kekurangan dan ketidak-sempurnaan. Masing-masing pasangan harus dapat mengembangkan sikap menerima dan bersyukur atas kelebihan atau kekurangannya. Toleransi, kesabaran, kasih sayang, saling terbuka merupakan landasan bagi terciptanya keluarga yang harmonis.
Anda dapat memilih untuk menciptakan surga di dunia melalui keluarga yang harmonis, atau membalikkannya menjadi neraka bagi keluarga yang tidak menemukan kedamaian dan keserasian. Cuma ada satu jalan sempit yang dapat dilalui oleh berdua, untuk itu keduanya harus saling berpegang tangan dan mengingatkan, karena jalan yang terbentang di depan tidak selalu rata dan mudah. Seorang suami harus memperlakukan isterinya dengan hormat, penuh pengertian, dan timbang rasa bukan menganggap mereka sebagai pembantu atau parasit. Kalau kebetulan suami yang bekerja, maka isteri yang mengurusi rumah tangga juga mempunyai peranan yang berat untuk menjaga rumah dan anak-anak. Demikian sebaliknya, apabila isteri yang bekerja, sedangkan suami belum mendapat pekerjaan, maka kedua belah pihak tetap harus saling menghormati, saling menyayangi. Suami jangan keenakan terus tidur dirumah. Bagaimanapun suami harus rajin dan disiplin untuk mencari nafkah. Tidak perlu mencari siapa yang bekerja lebih keras, karena pencarian tersebut akan berakhir dengan perang dunia. Isteri harus melayani suami dengan baik dan lembut, jangan sering mengontrol untuk hal-hal yang kecil, karena satu hal yang paling dibenci oleh laki-laki adalah merasa diperlakukan seperti anak kecil.
Sang Buddha membagi 4 jenis kehidupan perkawinan :
a. Seorang suami jahat dengan isteri jahat
Seperti mayat bersanding dengan mayat lainnya
b. Seorang suami jahat dengan isteri baik
Seperti mayat bersanding dengan bidadari
c. Seorang suami baik dengan isteri jahat
Seperti malaikat bersanding dengan mayat
d. Seorang suami baik dengan isteri baik
Seperti Malaikat bersanding dengan bidadari

Karenanya perkawinan antara suami yang baik dengan isteri yang baik menciptakan surga di dunia ini. Di dalam keluarga, penting sekali dipancarkan pikiran-pikiran positif agar keluarga bahagia. Kalau suami pulang malam, jangan isteri langsung mencurigai dan menuduh yang bukan-bukan, perlu kearifan untuk memulai masalah.
Seorang suami atau isteri yang senantiasa memancarkan energi positif, akan mengundang pasangannya dan anak-anak untuk mendekat dan bercengkerama bersama. Demikian sebaliknya, seorang suami atau isteri yang suka emosional dan berpikiran negatif, menjauhkan pasangan dan anak-anaknya dari pelukannya.
Sang Buddha bersabda "Sebuah keluarga adalah tempat dimana pikiran bergabung dan kesentuhan satu dengan yang lain. Bila pikiran-pikiran saling mencintai satu dengan yang lain, rumah itu akan seindah taman bunga yang asri, namun bila pikiran-pikiran itu tidak harmonis satu dengan yang lain, keadaannya bagaikan topan badai yang memporak-porandakan isi taman itu" (Angattara Nikaya III;30)

ii. Harmonis dengan Lingkungan
Dengan teman-teman, baik rekan sekerja atau sahabat-sahabat, perlu juga dijalin hubungan saling menghormati. Pancarkan pikiran-pikiran positif kepada lingkungan sekitar kita akan membuat kita berbahagia, demikian juga lingkungan kita.
Bergaullah dengan teman-teman yang baik, dan yang dapat membawa ketenangan batin. Hindari diri dari pembicaraan yang tidak baik. Dalam pergaulan hak dan kewajiban masing-masing pihak perlulah dijaga. Janganlah cepat tersinggung oleh kata-kata yang belum tentu dimaksudkan untuk menyakiti kita. Cobalah berpikiran positif, bahwa si Anu tidak bermaksud menghina saya, sedangkan dalam berteman, agar segalanya dilandaskan kepada etikad/niat baik.
Salah satu cara melanggengkan persahabatan adalah saling tolong-menolong. Dalam hidup ini pilihlah beberapa sahabat yang dapat menjadi teman diskusi dan yang dapat membantu kita memperoleh kemajuan batin yang lebih baik.
Teman yang salah pilih, merupakan ular berbisa yang setiap saat dapat membawa kita kearah kegelapan batin. Jangan ragu dan segan untuk menolak ajakan yang dapat membahayakan kita. Ingatlah bahwa tidak semua orang berbahagia melihat kita sukses dan berhasil. Hindari tempat-tempat yang berbau maksiat, agar tidak terjerumus.
Bolehkah saya ke diskotik sesekali atau karaoke? Boleh saja, asal anda dapat mengendalikan diri dan tidak keablasan, benteng diri anda adalah pengendalian pikiran anda, apabila benteng tersebut jebol, maka anda akan merasakan penderitaan, walau mungkin sementara itu kenikmatan semu yang anda peroleh, tetapi percayalah anda sedang di jurang neraka dunia dan maksiat.
Jangan perdulikan kata-kata teman yang mengejek kita kuno, banci, penakut, takut isteri dan kata-kata lainnya yang berbisa. Karena kata-kata tersebutlah yang dapat menyebabkan anda kehilangan kendali diri.
Janganlah iri hati dan dengki dengan keberhasilan teman kita. Justru kita harus bersyukur dan mendoakan teman-teman kita, agar kita semuanya bisa sukses dan bahagia. Dengan suksesnya teman-teman kita, bukankah jalan hidup kita juga dapat berubah. Mungkin saja besok-besok teman tersebut dapat membuka jalan bagi hidup kita. Kalau semua teman, kita harapkan selalu miskin dan susah, otomatis kita juga akan mendapatkan kesulitan, yang jelas mereka pasti akan selalu merongrong kita untuk mendapatkan pekerjaan dan pinjaman uang.
Harmonis dengan lingkungan dapat berarti juga harmonis dengan setiap makhluk dan alam ini. Alam ini adalah keseimbangan yang secara alamiah terbentuk. Karenanya, setiap tindakan yang menyebabkan ketergangguan atas keseimbangan tersebut akan membawa kerugian bagi semua pihak.
Melepaskan makhluk hidup juga merupakan usaha harmonisasi dengan lingkungan, Nabi Lao Tze dan Nabi Kong Hu Cu sangat menekankan perlunya keseimbangan alami ini. Kita sudah banyak melihat bukti bencana longsor, banjir, kebakaran, cuaca buruk, semuanya karena alam terganggu.
Tetapi mereka yang menyebabkan alam terganggu dan penderitaan bagi pihak lain, seolah menutup mata dan bahkan tertawa menikmati keuntungan dari hasil eksploitasi tersebut. Semoga mereka segera menyadari perbuatan mereka.

.