Thursday, July 22, 2010

3. MENJADI SUKSES

Banyak umat yang berkeluh kesah, saya ini selalu gagal usaha, gagal bekerja, gagal bercinta, gagal berkeluarga dan segala kegagalan lainnya, saya tidak cukup banyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karenanya saya ini hidup jauh dibawah kewajaran yang disebutkan diawal blog ini. Tanpa perlu mengendalikan panca indera lagi, wong memang hidup sudah susah.
Kalau begitu selamat! Anda tidak perlu bersusah payah mengendalikan panca indera lagi, apakah anda telah belajar mengendalikan pikiran anda? Pikiran orang gagal dan orang yang selalu merasa kalah, justru yang lebih sulit untuk dikehendaki. Pikiran mereka selalu dipenuhi kecemasan, kekhawatiran, keluh kesah, keputus-asaan, keragu-raguan akan Dharma, kebosanan dan kejenuhan hidup.
Mulai sekarang kendalikan pikiran anda, meditasilah dan terapkan rumus-rumus piiran positif. Dan yang terpenting bertindaklah. Hanya mereka yang berpikiran positif dan bertindak yang akan sukses dengan mencapai apa yang mereka kehendaki.
Jauhkan sifat kalah selebum berperang, katakanlah pada diri anda, "Siap tidak mau mendengar kata-kata, saya akan gagal lagi, atau saya selalu dikalahkan dan itu telah terjadi berkali-kali". Buanglah jauh-jauh sifat tersebut, mulai hari ini anda akan berkata, "Saya tidak akan menyerah dan tidak bersedia menerima jawaban tidak, saya memberikan komitmen penuh untuk keberhasilan dan kesuksesan saya, dan dengan demikian, pikiran dan persepsi anda akan berubah".
Kelihatannya sederhana sekali. Memang kenyataan sederhana, selama ini yang membuat rumit dan sulit adalah diri kita sendiri, pikiran kita sendiri. Lihatlah semuanya begitu sederhana, saya akan keluar sebagai pemenang, untuk itu saya menciptakan kesempatan, bukan menunggu kesempatan. Untuk memulai usaha untuk menuju sukses, siapkan langkah-langkah berikut :

a. Pergunakan Imajinasi Anda
Imajinasi itu tidak pernah memikirkan hal-hal yang telah berlalu. Berpantanglah pada kata-kata "seharusnya saya begini, seharusnya saya begitu" tidak ada yang terlambat dalam dunia ini, mulailah imajinasikan apa yang hendak anda kerjakan. Saya ingin jadi Sarjana, maka segeralah mendaftar ke Perguruan Tinggi. Saya ingin mempunyai toko komputer, segeralah belajar komputer dan mencari informasi tentang computer. Semua usaha senantiasa dapat mendatangkan untung kalau dikelola secara benar. Anda pernah mendengar orang berjualan pangsit yang assetnya jutaan dollar Amerika? Atau seorang penjual Lumpia yang anaknya semua sekolah di luar negeri? Jangan memandang enteng setiap usaha, setiap usaha mempunyai kesempatan menjadi sukses. Dalam buku saya terdahulu mengenai "mencapai kekayaan duniawi", maka telah dijelaskan bahwa ajaran Sang Buddha sangat merestui orang untuk menjadi sukses dan kaya, asal dengan menempuh cara-cara yang benar.
Agama Buddha tidak pernah melarang anda mempunyai 10 Mercedes Benz atau 20 rumah di real estate yang mewah. Carilah kekayaan tersebut dengan cerdik, yakni tidak terikat dan buatlah kekayaan tersebut menjadi kebahagiaan anda dan kebahagiaan bagi orang lain.
"Dengan kekayaan yang dikumpulkan secara benar, yang diperoleh melalui usaha sendiri, ia membagikan makanan dan minuman kepada makhluk-makhluk yang membutuhkan". (Itivuttaka 66).
Justru Sang Buddha sendiri memberikan beberapa resep untuk menjadi kaya. Salah satu resepnya adalah "Siapkan dirimu dengan baik".
Langkah pertama menyiapkan diri tersebut dengan baik adalah dengan imajinasi. Imajinasi bukanlah khayalan, bukan impian tetapi kekuatan pikiran tentang apa yang dapat kita laksanakan untuk mencapai keberhasilan. Diskusikan imajinasi bisni anda dengan mereka yang ahli, atau lihat dan bacalah dengan teliti pengalaman-pengalaman sejenis yang telah memberikan kesuksesan pada orang lain.

b. Tuangkan imajinasi anda dalam bentuk data-data
Setelah anda berimajinasi, sekarang saatnya untuk berhitung. Hitung budget anda, hitung rencana penjualan anda, hitung resiko anda berilah pupuk pada imajinasi anda. Katakan pada diri anda, si Anu telah sukses dengan cara ini, saya akan ikuti dengan memperhatikan beberapa kelemahannya dan perbaikan atas kelemahan-kelemahan tersebut memberikan kekuatan bagi saya untuk tampil sebagai pesaing mereka.

c. Laksanakan Imajinasi Anda
Seorang yang ingin sukses menuangkan imajinasi mereka dalam tindakan-tindakan yang nyata, sedangkan mereka yang pemimpi, menyampaikan imajinasi mereka kedalam otak mereka dan mengubur imajinasi tersebut dengan mimpi indah. Anda bukan seorang pemimpi, anda dapat melaksanakan imajinasi anda dan anda akan berhasil, camkanlah hal tersebut! Apabila kemudian saya gagal, maka kegagalan tersebut bukanlah kematian bagi saya, tetapi kemunduran untuk melakukan lompatan ke depan. Penulis pernah melakukan beberapa usaha mulai dari tambak udan, perkayuan, kantor pengacara dan lain-lain dan semuanya tidak berkelanjutan, kenapa?
Energi pikiran saya menyebar tidak terfokus, dan itu tidak bisa jalan, tetapi ketika saya jalankan kantor Notaris dengan energi terfokus, maka usaha tersebut jalan. Fokuskan energi anda dan anda akan berhasil.

d. Tiada Sukses Tanpa Usaha
Mulailah usaha anda dengan satu langkah, maka pintu sukses akan terbuka bagi anda. Neil Amstrong di bulan mengatakan "Ini suatu langkah kaki kecil manusia, tetapi lompatan besar bagi umat manusia". Semuanya dimulai dengan langkah kecil, dengan kesungguhan, disiplin dan kecerdikan usaha yang dimulai dari kecil akan menjadi besar. Apabila anda berpikiran untuk melakukan usaha yang langsung mendatangkan untung besar, anda adalah pemimpi.

e. Disiplin Diri
Salah satu hal yang sering menjadi hambatan bagi sukses manusia adalah kemalasan. Yang namanya malas kalau diikuti kemauannya, maka sudah pasti kita akan gagal dalam melakukan apapun. Kita harus tegas dan kejam terhadap kemalasan, harus buang jauh-jauh sifat malas, caranya bagaimana? Dengan Disiplin ! Disiplin dalam bekerja, disiplin dalam melakukan puja bakti, disiplin dalam melakukan perbuatan baik, dan disiplin dalam segala hal.
Banyak sekali umat Buddhis yang senin-kamis melakukan puja bakti, kalau berbuat baik juga angin-anginan. Bagaimana bisa mengharapkan pertolongan dari Junjungan kita? Kalau sudah susah, baru ingat sembahyang. Yang celaka lagi, bukannya kita instropeksi diri, tapi malah menyalahkan Para Buddha dan para Boddhisattva, tidak luwes asih menolong mereka. Kegiatan yang sudah senin-kamis, akhirnya sama sekali tidak lagi dilaksanakan, malah pindah agama, karena janji yang muluk-muluk. Apa rahasia agar kita dapat dibantu dan dibimbing oleh guru Dharma kita? Disiplin melakukan puja bakti dan perbuatan baik. Itu saja kok! Gampang khan? Bagaimana supaya disiplin? Susun jadwal kegiatan kita, jam 06.00 harus bangun, jam 06.30 mulai meditasi 20 menit, jam 07.00 melakukan puja bakti dan baca mantra/sutra. Malam jam 21.00 melakukan puja bakti dan membaca mantra/sutra. Baca mantra/sutra sudah harus ditentukan 7 kali atau 21 kali, 15 menit atau 30 menit. Kegiatan tersebut terus-menerus dilakukan sampai menjadi darah daging (kebiasaan), sampai kita akan merasa tidakn enak, kalau tidak melakukannya pada waktunya. Lakukan perbuatan baik terus, setiap ada kesempatan.

f. Karma adalah Pendorong Usaha
Lihatlah karma sebagai suatu mesin pendorong bagi usaha anda, bukan penghalang atau penahan sukses anda. Hampir 8 dari 10 orang sukses memulai usahanya dari nol. Demikian juga saya, memulai hidup ini dengan uang 1 juta rupiah tahun 1983 yang diberikan oleh orang tua saya dengan pesan sebagai berikut :
"Anakku, inilah uang untuk bekalmu, apakah kau kelak akan menjadi orang sukses atau orang yang gagal, semuanya terserah padamu"
Dengan uang tersebut saya ke Jakarta menempuh hidup baru. Pada saat Ujian Sipenmaru, saya belajar dengan sungguh-sungguh, sedangkan teman-teman saya banyak yang berleha-leha dan santai. Akhirnya saya diterima di Universitas Indonesia dengan uang kuliah Rp 45.000,-/6 bulan. Saya dapat menghemat Rp 920.000,- untuk setahun, uang mana saya masukkan di Bank dan bunganya lumayan buat menopang hidup saya. Pada waktu itu saya tidak mengerti tentang Agama Buddha, saya tidak tahu apa itu Karma, tapi saya giat belajar, saya berjuang. Sekarang setelah saya mengerti mengenai Karma, saya senantiasa berbuat baik, mengurangi perbuatan jahat, mensucikan pikiran, agar karma-karma lampau saya yang buruk dapat berkurang dan karma baik saya bertambah, sehingga dapat menjadi pendorong sukses saya. Yach, saya jadikan karma tersebut sebagai cambuk untuk berhasil, pendorong seperti turbo pada mesin mobil diesel. Saya tidak bosan-bosannya melakukan perbuatan baik, salah satu bentuknya adalah buku yang blog yang anda baca ini, adalah wujud perbuatan baik saya agar dapat bermanfaat untuk makhluk hidup lainnya. Saya berkomitmen dan saya melaksanakan, Untuk apa saya melakukan penyepian di Vihara Mendut, Yogyakarta sambil menulis blog, sedangkan di rumah saya bisa tidur di kasur empuk dan berjalan dengan kendaraan yang joknya kulit? Saya mengerti akan karma dan saya melaksanakannya, itulah jawabannya. Saya ingin prihatin, agar saya tidak sombong dan tetap bisa berjalan dengan kebenaran Dharma. Saya ingin dapat mempertahankan kebahagiaan yang telah saya peroleh dan saya ingin berbuat sesuatu untuk orang lain. Karenanya mulai hari ini, laksanakanlah imajinasi anda, laksanakan rencana anda, lakukan perbuatan baik, kendalikan pikiran anda, positifkan energi pikiran anda dan anda akan berhasil dalam dua sisi, kebahagiaan materi, sisi lain kebahagiaan spiritual.
Dengan demikian Surga di dunia telah anda ciptakan dan anda berhak menikmatinya. Dengan melakukan perbuatan buruk, walaupun bencana/hukuman belum datang, tetapi rezeki telah menjauh.
"Sangatlah mudah melakukan perbuatan buruk dan tidak bermanfaat bagi diri sendiri, namun sungguh sulit melakukan perbuatan bajik dan bermanfaat bagi diri sendiri".
"Oleh diri sendiri kejahatan diperbuat, karena diri sendiri seseorang menjadi ternoda. Oleh diri sendiri kejahatan tidak diperbuat, karena diri sendirilah seseorang menjadi mulia".
"Kemuliaan atau kehinaan adalah milik masing-masing orang. Tiada seorangpun dapat memuliakan orang lain".
(Dhammapada 163,165)

g. Memahami Hakekat Uang/Kekayaan
Uang / Kekayaan itu penting, tetapi bukan yang terpenting. Apa yang bisa dibeli dengan uang?

Ranjang tetapi bukan tidur,

Buku tetapi bukan pengetahuan,
Makanan tetapi bukan selera,
Perias Wajah tetapi bukan kecantikan,
Bangunan tetapi bukan rumah,
Obat tetapi bukan kesehatan,
Kemewahan tetapi bukan kebahagiaan,
Agama tetapi bukan keselamatan,
Jangan katakan ini punyamu dan ini punyaku,
Katakanlah ini datang padamu, datang padaku, sehingga tidak perlu menyesal cahaya yang pudar, dari semua yang berkilau yang akan lenyap.

Sajak diatas dari pengarang yang tidak dikenal dapat memberikan gambaran yang sangat jelas tentang apa yang dapat diperbuat oleh uang. Namun hidup tanpa uang juga sangat repot pada zaman sekarang. Hampir semua tindakan manusia memerlukan pengorbanan materi. Kita sebagai umat awam, wajib mencari kekayaan yang akan dipergunakan untuk menghidupi keluarga kita, untuk membantu sesama manusia, agama dan negara.
Bagaimana agar kekayaan yang kita peroleh dapat membawa kebahagiaan?
Carilah kekayaan dengan jalan yang benar dan wajar, pergunakanlah kekayaan dengan cerdik dan bermoral. Cerdik artinya dapat mengatur keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan. Bermoral artinya pakailah kekayaan tersebut untuk hal-hal yang baik, jangan memakai untuk hal yang dilarang agama, hukum dan negara.
Jangan melekat kepada uang dan kekayaan, sehingga membuat kita menjadi materialistis. Janganlah semua perbuatan dan tindakan semata-mata diukur dengan uang. Hal tersebut hanya akan membuat kita jatuh ke dalam kegelapan bathin dan penderitaan yang hebat.
Ingatlah, begitu kematian datang, tidak ada satu senpun uang yang akan mengikuti perjalan kita, tetapi perbuatan baik dan buruklah yang akan menemani kita. Karenanya, bertindaklah cerdik dan bermoral soal kekayaan ini.

.

Monday, July 19, 2010

2. BERPIKIR POSITIF,

Dua Dasar perasaan manusia adalah :

1. Cinta Kasih : Sumber dari emosi positif lainnya, seperti kesabaran, toleransi, kegembiraan, keramahan, kemauan menolong, dan lain-lain.
2. Ketakutan : Sumber dari emosi negatif yang lain, marah, sedih, tamak, cemas, takhyul, dan lain-lain.
Pikiran kita seperti komputer, siap menerima input dan informasi yang ingin kita masukkan. Apakah kita ingin memasukkan dasar Cinta Kasih atau Ketakutan, tinggal kita yang memilih.
Dalam perkembangan mentalitas kita, sangatlah dipengaruhi oleh dasar apa yang kita pilih. Pikiran kita, hanyalah kita yang mampu mengontrolnya, sedangkan orang lain hanya dapat mempengaruhi.
Apabila kita menulis dasar emosi kita positif yaitu cinta kasih, maka akibatnya adalah kita menciptakan situasi menyenangkan dalam hidup kita. Kita ramah terhadap yang lain, penuh simpati maka hidup kita juga penuh kedamaian. Demikian sebaliknya, apabila kita taburkan ketakutan, kemarahan, kesedihan maka hidup kita ini penuh dengan penderitaan.
Suatu penemuan yang hebat dalam abad ke 20, oleh para ilmuwan, diketahui suatu konsep tentang alam kita yang terdiri dari susunan energi. SEtiap benda maupun pikiran merupakan gabungan dari atom-atom yang bergerak terus menerus, yang menghasilkan energi. Semua energi untuk tunduk pada Hukum Alam.
Dalam hal energi pikiran, berlaku Hukum Alam sebagai berikut : "Apa saja yang kita berikan akan kembali kepada diri kita sendiri". Jikalau kita melepaskan energi pikiran jahat, marah, benci, maka tenaga pikiran negatif tersebut akan berbalik pada diri kita sendiri. Yang pertama-tama akan menerima kerugiannya adalah diri kita, bukan musuk kita.
Demikian sebaliknya energi pikiran yang baik, kasih sayang, ramah, simpati juga akan mendapatkan akibat yang baik, sikap energi dasar ini dapat dilatih dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjadi kebiasaan sebagai tabiat kita. Pikiran positif dapat kita tumbuhkan dengan melalui berbagai cara :

A. Kekuatan Imajinasi
Pikiran kita jangan diisi dengan hal-hal yang buruk, seperti adanya hantu, kecelakaan, perampokan, pencurian dan lain-lain, tetapi isilah pikiran dengan hal-hal yang positif. Bacalah buku-buku yang memberikan kekuatan bagi kita untuk mengembangkan pikiran yang positif, meditasi sangat membantu untuk menyusun kekuatan imajinasi kita.

B. Auto Sugesti
Senantiasa mengulangi dalam batin kita tentang hal-hal positif. "Saya adalah makhluk yang paling beruntung di dunia ini, diberikan kesehatan, keluarga bahagia dan pekerjaan".

"Saya hidup berkecukupan, tidak ada yang salah dengan kondisi saya saat ini, tapi saya akan bekerja lebih rajin dan terampil agar dapat mempertahankan apa yang telah saya peroleh dan bahkan kemajuan".
"Saya percaya akan karma, karenanya saya senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan baik agar dapat memperoleh hasil yang baik pula".

C. Bersyukur dan Berterima Kasih
Senantiasa membiasakan diri bersyukur dan berterima kasih walaupun hasil yang kita peroleh sedikit. Namun rasa syukur tersebut tidak mengurangi semangat kita untuk berusahaan lebih baik. Bersyukur dengan tidak memperbaiki adalah pasif, bersyukur dengan memperbaiki diri adalah aktif. Orang yang maju adalah orang yang aktif, sedangkan orang pasif senantiasa yang puas akan keadaan status quo.

D. Selalu melihat kebaikan dalam diri setiap orang
Janganlah memandang orang dengan pikiran yang negatif, memang zaman sekarang ini banyak sekali orang-orang jahat yang senantiasa dapat merugikan orang lain. Kita bukannya tidak boleh curiga, kita harus waspada dan tetap melihat orang lain secara positif. Memandang kebaikan, bukan artinya membiarkan kita masuk kedalam situasi berbahaya. Kalau jalan di depan kita gelap, lebih baik kita mengambil jalan yang lebih terang dan ramai, kalau kita mengetahui suatu tempat adalah tempat berkumpul orang-orang yang suka mabuk, maka hindarilah. Namun kewaspadaan ini, jangan lah sampai menjadi phobia ketakutan, sehingga setiap orang lain dilihat dengan kacamata negatif. Kondisi tersebut akan merusak ketentraman hati kita dan merusak keharmonisan dengan orang lain.

Setiap tindakan orang pasti ada penyebabnya. Kenapa kita tidak berpikir positif atas penyebabnya. Misalnya kita ditodong oleh penjahat. Kalau kita berpikiran positif, maka kita akan memaafkan penjahat tersebut, mungkin penjahat tersebut sedang kepepet uang untuk membeli obat atau susu untuk anaknya. Bukanlah itu lebih baik daripada kita berpikir, "Aduh saya sedang sial, habis sudah uang belanja, awas dia, kalau ketangkap nanti saya cincang dia" dan pikiran negatif tersebut senantiasa menghantui kita, sampai kita tidak dapat tidur dengan tenang selama beberapa hari. Kita sudah rugi materi, kenapa kita masih harus rugi waktu istirahat kita, kan lebih baik kita lupakan dan maafkan. Kedengarannya sedikit ekstrem, tetapi cobalah laksanakan, anda pasti merasakan bahwa energi positif membuat anda lebih berbahagia.

E. Melihat kemampuan kita
Semua orang punya cita-cita, namun kita harus berpikir positif bahwa cita-cita kita harusnya dapat terlaksana. Dalam pikiran kita, kita kembangkan pikiran bahwa saya dapat maju, saya sekarang miskin, tetapi saya bercita-cita untuk memperbaiki kondisi hidup saya, dan saya mampu. Untuk itu saya akan berusaha, berdisiplin diri, rajin dan mau belajar. Saya mampu seperti orang lain. Demikianlah cita-cita harus dapat dilaksanakan dan positif, juga bercita-cita yang negatif, karena hasil yang dicapai tidak akan memberikan kebahagiaan pada kita.

F. Senantiasa bertindak berlandaskan niat baik
Dalam setiap tindakan, ucapan dan pikiran harus bersumber dari niat baik. Dengan niat dan etikad yang baik, maka hasil yang akan kita peroleh juga baik. Apabila kita bertindak berdasarkan niat yang buruk, maka pasti kita akan menerima hasil yang jelek juga.

Tetapi dalam kenyataan hidup, kenapa ada manusia yang bisa memperoleh uang atau kekayaan dengan melakukan perbuatan buruk? Misalnya dengan menipu, melanggar hukum, berdagang narkoba, bergerak di dunia mafia atau kehidupan malam? Bener mereka punya uang, tapi coba tanyakan apakah mereka berbahagia? Lihat apa keluarganya berbahagia? Kita perhatikan hidup mereka di masa yang akan datang, apa bener mereka berbahagia? Tiada suatu kejahatanpun yang dapat menyembunyikan diri dari balasan karma buruk. Mungkin balasan karmanya belum datang hari ini, tapi besok, lusa, bulan depan, tahun depan, pasti akan datang. Apabila karma buruknya sudah berbuah, maka menangis darahpun tiada berguna. Banyak sudah kita melihat kenyataan, bagaimana orang bersedia menukarkan semua uangnya yang ratusan milyard rupiah, agar kecelakaan tidak menimpa keluarganya, namun karma tak bisa disogok atau disuap. Siapa yang berbuat, dia yang harus menerima akibatnya. Lebih baik bertobat sekarang, sebelum semuanya terlambat. Kembalilah ke jalan yang bener, tumbuhkan selalu niat baik, walaupun hasil dari perbuatan yang didasari niat baik belum tentu diterima oleh teman atau keluarga kita, tetapi paling tidak hati kita sudah bener, INGAT! "KEBENARAN SELALU DATANG BELAKANGAN".

G. Cintailah orang lain dan diri sendiri
Dengan menganggap semua makhluk mempunyai hak hidup yang sama dengan kita, maka kembangkanlah cinta kasih, kita tidak ingin mencelakai orang lain, demikian pula kita tidak mau orang lain mencelakakan kita, kita ingin melihat diri kita bahagia demikan juga orang lain. Jangan egois, apabila kita bisa memberikan kebahagiaan pada orang lain, maka energi positifnya akan kembali kepada kita berupa kebahagiaan bagi kita juga. Kita berbahagia melihat orang berbahagia, jauhkan sifat iri hati.

H. Laksanakanlah Hukum Agama dan Hukum Alam dengan baik
Perbanyak berbuat baik
Kurangi perbuatan buruk
Sucikan Hati dan Pikiran
Itulah ajaran Para Buddha

Kita berusaha mentaati sebanyak mungkin Hukum Agama dan Hukum Alam yang telah ada. Mentaati sebanyak mungkin, mempunyai pengertian tidak semua hukum tersebut bisa kita taati pada saat yang sama. Kita senantiasa mempunyai pilihan, pilihlah tindakan yang paling sedikit merugikan orang lain, senantiasa berusaha melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Dengan demikian pikiran-pikiran positif senantiasa melingkupi kehidupan kita. Dengan berfikiran positif kita telah membuka gerbang bagi kehidupan surgawi di dunia bagi kita semua.
Bagaimana dengan masalah kemiskinan? Apakah orang miskin dan yang selalu gagal dapat juga menciptakan surga di dunia? Tentu dapat, sejak uraian pertama sampai halaman ini baik orang yang telah berhasil atau masih belum berhasil orang yang telah kaya tau belum kaya. Semuanya dapat menerapkan prinsip-prinsip yang sedang kita bahas, dan hasilnya juga sama. Bagi mereka yang belum merasakan kesuksesan, maka uraian selanjutnya akan menghantarkan anda menjadi sukses.

Sunday, July 18, 2010

1. MENGENDARIKAN DIRI

Sebelum membicarakan pikiran yang positif, maka kunci untuk menciptakan surga di dunia ini adalah pengendalian diri. Komponen yang membentuk dunia yang kita kenal sekarang ini adalah 5 panca indera ditambah pikiran dan kesadaran.
5 panca indera adalah:
Φ Mata untuk melihat bentuk
Φ Hidung untuk mencium bau
Φ Telinga untuk mendengar suara
Φ Lidah untuk rasa
Φ Tubuh / kulit untuk sentuhan

Dari Panca indera ini pikiran mendapatkan getaran-getaran dari luar yang akan di respon dengan perintah untuk tindakan-tindakan.
Panca indera adalah gerbang dari sagala nafsu keinginan, sedangkan pikiran dan kesadaran adalah sumber dari segala nafsu dan penderitaan. Dari hasil pengolahan data-data yang dikirim oleh panca indera, maka timbullah nafsu dan keinginan. Nafsu untuk mendapatkan kenikmatan-kenikmatan dan keinginan untuk mendapatkan lebih dan mempertahankan keadaan yang ada.
Sang Buddha mengatakan orang biasa akan dihanguskan oleh sebelas macam api yang merusak; yakni keserakahan, kebodohan dan keras kepala, kebencian dan ketidakpuasan, usia dan kematian, penyakit, duka cita, penyesalan, depresi, kesedihan dan penderitaan akibat bermacam-macam penyakit mental dan fisik.
Kesemua penderitaan tersebut ditimbulkan oleh pikiran kita sendiri. Karenanya adalah penting untuk mengendalikan diri, mengendalikan diri artinya mengendalikan 5 panca indera dan pikiran / kesadaran. Dengan mengendalikan 5 panca indera, maka getaran-getaran kenikmatan dan ketidak-nikmatan berkurang masuk ke ruang pikiran / kesadaran. Dengan demikian mengurangi beban kerja pikiran / kesadaran.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menjaga agar panca indera ini tidak terlarut dan lepas kendali terhadap kenikmatan dan ketidak-nikmatan, sedangkan pikiran dan kesadaran harus dijaga dan dimurnikan setiap saat. Nafsu hanya membawa sedikit kegembiraan dan banyak penderitaan. Dengan adanya pengendalian diri, maka secara otomatis nafsu kita juga dapat dikendalikan. "Seandainya ada gunung terbuat dari emas, dua kali lipatpun tidak akan cukup untuk memuaskan keserakahan satu orang manusia. Pahamilah hal itu dan hiduplah yang pantas".(Samyutta Nikaya 1,117)
Bagaimana dengan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari? Dalam kehidupan sebagai umat awam, kita banyak menghadapi kendala-kendala, tentang ketidak-tahuan dan ketidak-mengertian kita akan arti hidup ini. Kita bukannya tidak boleh mempunyai keinginan, tetapi kita harus mengendalikan nafsu dan keinginan kita, seperti seorang kusir mengendalikan kereta kudanya.
Hidup haruslah dibuat tidak berlebihan, makan tidak berlebihan, melihat tidak berlebihan, mendengar tidak berlebihan, berbicara tidak berlebihan, merasakan tidak berlebihan, mencium bau tidak berlebihan, kita tidak tunduk pada panca indera ini, kita dapat mengendalikannya, kita dapat melihat semuanya dengan hati dan pikiran sadar. Kita makan tujuannya agar dapat bertahan hidup, bukan hidup untuk makan. Dalam setiap tindakan, utamakan kesederhanaan, keprihatinan. Penulis sendiri walaupun mampu untuk makan apapun, tetapi mengendalikan diri dengan 5 hari bervegetarian (Senin s/d Jum'at) termasuk hari Uposatha dan hari besar agama.
Dengan Dharma saya mengendalikan diri dari keserakahan akan nafsu kenikmatan makanan. Melihat janganlah berlebihan, lihatlah apa yang sewajarnya kita lihat, melihat wanita cantik siapa yang tidak tertarik, tetapi lihatlah secara wajar, tanpa terikat akan nafsu, tanpa keinginan untuk memiliki. Dan begitu wanita itu lewat, maka lenyaplah banyangan tersebut. Melihatlah obyek-obyek yang baik yang dapat membawa kemajuan batin, sebaliknya jauhkanlah obyek penglihatan yang dapat membawa kemerosotan batin antara lain gambar-gambar porno, buku-buku cabul dan bacaan-bacaan yang tidak membawa kemajuan batin. Penulis belajar Dharma dengan banyak membaca buku-buku Dharma, sehingga dapat membawa kemajuan batin.
Mendengar, dengarlah yang baik, jauhkanlah pendengaran yang dapat membawa kemerosotan batin. Jauhkanlah pendengaran akan gosip-gosip dan keburukan orang lain. Mulut berbicaralah yang baik, berikanlah pujian dan jauhkanlah ucapan yang menyakitkan. Berbicaralah seperlunya, lebih baik satu tindakan nyata daripada seribu pembicaraan yang tidak memberikan manfaat. "Jadikanlah hari-harimu produktif, apakah sedikit atau banyak. Karena setiap siang atau malam yang berlalu, hidupmu berkurang sebanyak itu". (Theragatha 451)
"Meskipun kita telah membaca seribu ayat dan dari naskah keagamaan, mungkin kita tidak mengerti artinya sama sekali, untuk mencapai tujuan memurnikan diri sendiri adalah lebih baik dengan jalan mengerti hanya satu ayat dan melaksanakannya".
Merasakanlah yang sewajarnya. Kita dapat hidup dengan baik, mempunyai tempat tidur empuk, mempunyai kendaraan bagus, rumah mewah, tetapi kita tidak terikat kepada semuanya. Kita merasakan kenikmatan yang sewajarnya. Jangan kalau tidak ada AC (Air Conditioner), atau tidur ditempat lain yang tidak seempuk di rumah, kita marah, jalani saja hidup ini dengan sewajarnya.
Kehidupan akan bahagia apabila kita jalankan sewajarnya, tidak berlebihan tidak berkekurangan, konsep jalan tengah yang Sang Buddha ajarkan juga menyangkut kehidupan ini bagi umat awam. Hiduplah saat ini, kewajaran tersebut artinya menerima dengan apa adanya, kalau biasa kita naik mobil mercy, sesekali naik bemo atau becak juga tidak menjadi masalah.
Hampir semua umat awam, tidak menyadari prinsip hidup saat ini, mereka tenggelam dalam permainan nafsu indera dan pikiran yang tidak terkendalikan. Dalam praktek sehari-hari, kita menjalani kehidupan ini penuh dengan khayalan dan tidak konsentrasi.
Sewaktu kita makan, pikiran kita melayang tidak terkendali, samapi makanan selesai dimakan, kita tidak tahu apa yang kita makan. Manusia melakukan ini dan itu tetapi mereka tidak sadar dan waspada, mereka dipermainkan oleh pikiran yang tidak terkendali seperti roda pedati yang terus berputar. Manusia, selama hampir seperempat hidupnya bekerja untuk mendapat pekerjaan (melalui sekolah dan pendidikan), seperempat abad hidupnya untuk mengumpulkan kekayaan, seperempat hidupnya untuk tidur dan seperempat abad berikutnya mereka menuju kematian tanpa mengetahui untuk apa mereka sebenarnya hidup.
Mengendalikan pikiran berarti hidup pada saat ini, gaya hidup manusia modern hidup demikian sibuknya, mereka digilakan oleh segala macam nafsu dan keinginan, mereke berjalan terus tetapi tidak tahu kemana tujuannya. Mereka yang dapat hidup saat ini, yang tidak meramalkan masa depan dan menyesali masa lalu, berkonsentrasi penuh pada keadaan yang sedang kita hadapi, kalau kita bisa menjaga dan merasakan kaki kita tetap menginjak tanah, maka secara alamiah kita akan memiliki kesehatan phisik dan mental yang baik, dan kita dapat hidup dengan sewajarnya dan penuh kedamaian.
Dengan pengendalian pikiran dari panca indera kita menciptakan dunia ini penuh kedamaian dan keindahan seperti di surga. Katakanlah kita sekarang sudah dapat hidup sewajarnya, ke lima panca indera kita sudah dapat hidup tanpa berlebihan, apakah pikiran kita sudah otomatis dapat dikendalikan, dapat baik? Secara jujur, dapat dikatakan bahwa pikiran belumlah sepenuhnya terkendali, pengendalian ke lima panca indera memang memberikan masukan efek negatif yang berkurang kepada pikiran dan kesadaran kita, namun tidak sepenuhnya pikiran dan kesadaran tersebut terkendali.
Pikiran dan kesadaran perlu dimurnikan, dilatih agar tetap konsisten dan tidak melayang kemana-mana. Pikiran seperti kuda liar, yang walaupun sudah ditangkap tetapi melonjak-lonjak untuk melepaskan diri. Cara mengendalikan pikiran dan kesadaran adalah dengan berlatih meditasi. Duduklah diam 20 menit setiap hari, dan kita akan mampu melihat diri kita lebih jelas dan terang, kita akan mampu berkata "Oh ini pikiran yang liar itu".
Kita mampu menangkapnya, paling tidak menyadari diri kita dan menyadari pikiran dan kesadaran itu sendiri. Meditasi adalah cara agar kita dapat memurnikan pikiran kita. Masalah waktu memang menjadi kendala bagi sebagian umat awam, tetapi alasan tiada waktu adalah alasan klasik untuk kemalasan. Untuk 20 menit bagi pemurnian pikiran dibandingkan 24 jam untuk memanjakan dan mengikuti pikiran yang liar, suatu perbandingan yang tidak memadai ! Saya harus melatih meditasi, suatu keputusan yang tidak perlu lagi untuk dipertimbangkan dan dijadikan alasan. Laksanakan sekarang, duduklah dan diam, perhatikan nafas keluar masuk, perhatikan dengan konsentrasi (sati), jangan bergerak walau ada kejadian apapun. Kejadian dapat menunggu selesainya anda bermeditasi. Pelajari buku-buku meditasi, dan praktekkanlah, sekarang kita berbicara dengan diri kita sendiri. "Ok, Saya perlu 20 menit minimum dari waktu 24 jam, jangan ganggu saya". Percayalah, setelah melaksanakan dengan penuh ketekunan, pengendalian panca indera dan meditasi, akan membuat anda lahir sebagai manusia baru, di dunia ini, di surga ini, tempat hidup ini indah dan penuh arti.

.