Wednesday, April 21, 2010

Asal Usul Wanita Mengenakan Makeup

Bagi kaum wanita, make up seperti bayangan yang selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Tapi tahukah Anda bagaimana asal usul make up? Dan kenapa wanita sangat terobsesi akan hal itu?
Wanita sangat menyukai keindahan dan mereka mengaplikasikannya lewat wajah mereka. Bangsa Mesir kuno sejak 5000 tahun yang lalu telah berlomba untuk mempercantik diri mereka. Terutama kaum bangsawan yang ingin menyerupai dewa-dewi yang mereka sembah.
Sebelumnya seni melukis wajah ini merupakan ritual keagamaan bangsa mereka. Bahkan para wanita membingkai mata mereka agar menyerupai biji almond. Mereka mewarnai pipi mereka dengan tanah liat.
Bangsa Yunanilah yang memperdalam dan mengembangkannya. Mereka menemukan ekstrak akar tumbuhan yang disebut polderos yang dapat memerahkan bibir dan pipi lebih lama.
Wanita sangat terobsesi untuk menjadi cantik. Bangsa Eropa pada abad ke-18 telah rutin melakukan olahraga bibir yaitu dengan mengatupkan kata-kata yang berawalan hurup "p". Ini mereka lakukan sebelum menemukan lipgoss.
Bentuk lipstik pertama kali yang dijual di pasaran terbuat dari ekstrak tumbuhan yang dicampur dengan minyak nabati berupa wax yang kemudian dibentuk seperti adonan, digulung seperti krayon, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah itu dimasukkan ke dalam kaleng sehingga mudah dibawa kemana-mana.
Lalu pada tahun 1920, Max factor menciptakan berbagai macam formula produk kosmetik. Salah satunya adalah campuran kohl yang dipanaskan di atas api. Ketika meleleh, dioleskan pada bulu mata sehingga mata terlihat lebih ekspresif.
Tiga tahun kemudian mulailah ditemukan penjepit bulu mata. Bentuknya hampir mirip dengan yang ada saat ini namun belum secangggih sekarang hingga butuh waktu 10 menit untuk mengaplikasikannya.
Setelah itu mulailah bermunculan produk-produk yang semakin canggih hingga hari ini. Bukan terbatas di kalangan bangsawan saja seperti di zaman Mesir kuno.
Candi Prambanan yang Eksotis

Dahulu Kala, seorang lelaki perkasa yang memiliki ilmu kesaktian luar biasa. Dia, Bandung Bondowoso. Singkat cerita, dia ingin memersunting Putri Roro Jonggrang.
Karena tak mencintai, Putri Jonggrang meminta Bondowoso membuat canti dengan 1000 arca dalam semalam. Dengan kesaktiannya Bondowoso menyanggupi syarat tersebut.
Hampir saja permintaan itu terpenuhi. Untungnya, Putri Jonggrang memainkan peran politiknya. Dia membangunkan warga desa untuk menumbuk padi serta membuat api besar, agar terbentuk suasana seperti pagi hari.
Walau perlawanan Putri Jonggrang terkesan sepele, tapi itu merupakan titik lemah Bondowoso. Soalnya, karena mengira sudah pagi, maka seluruh budak-budak Bondowoso menghilang. Padahal sudah terbuat 999 arca. Merasa ditipu, Bondowoso mengutuk Jonggrang menjadi arca hingga genapnya 1000 arca.
Legenda itu masih melekat di telinga rakyat. Itulah katanya sejarah mengapa Candi Prambanan itu ada. Bahkan hingga kini, legenda tersebut masih menjadi buah bibir yang tak ada habis-habisnya.
Menurut catatan sejarah, Candi Prambanan dibangun abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Ketinggiannya mencapai 47 meter.
Letaknya 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Dibangun di tengah area yang dikelilingi taman indah. Eksistensinya, melambangkan kejayaan Hindu di Taman Jawa.
Di dalamnya terdapat Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa sebagai candi terbesar yang melambangkan Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi menghadap ke Timur.
Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sedangkan di halaman kedua ada 224 candi.
Berkunjung ke Yogyakarta, tak lengkap jika tak melihat Candi Prambanan. Walau masih belum direhabilitasi total akibat gampa 27 Mei 2006 tapi sudah cukup menarik bagi wisatawan.